Assalamualaikum wr. wb
Salam bahagia
Halo, saya Ardi Firmanto CGP angkatan 9 dari SD N Sewukan
1, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Pada kesempatan ini, saya akan
menuliskan koneksi antar materi, Kesimpulan dan Refleksi dari Modul 1.1
SEBELUM
MENGENAL FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA
Sebelum mengenal pemikiran Ki Hadjar Dewantara, dalam
pembelajaran saya beranggapan bahwa :
- Murid
sebagai Penerima Pengetahuan: Sebelum mempelajari pemikiran KHD, sering kali
pandangan utama terhadap siswa adalah hanya sebagai penerima pengetahuan. Guru
adalah sumber utama pengetahuan dan murid dianggap sebagai pihak yang
harus menerima dan menghafal informasi yang diajarkan oleh guru.
- Otoritas
Guru yang Kuat: Di beberapa sistem pendidikan tradisional, otoritas
guru sangat kuat, dan murid diharapkan untuk tunduk pada otoritas guru
tanpa banyak pertanyaan. Pendidikan sering kali didasarkan pada
kedisiplinan yang ketat.
- Peran Terbatas dalam Proses Pembelajaran: Sebelum KHD, siswa mungkin memiliki peran yang terbatas dalam proses pembelajaran. Mereka sering kali pasif dalam pembelajaran dan tidak diharapkan untuk aktif bertanya, berpikir kritis, atau berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pendidikan mereka.
- Ketidaksetaraan
dalam Akses Pendidikan: Sebelum upaya KHD untuk menyediakan pendidikan
yang lebih inklusif, akses pendidikan seringkali terbatas pada
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Mereka yang kurang beruntung
atau berasal dari lapisan sosial ekonomi yang rendah mungkin kesulitan
untuk mengakses pendidikan.
- Kurangnya
Perhatian pada Aspek Karakter dan Etika: Pendekatan pendidikan sebelum
KHD mungkin kurang memperhatikan pembentukan karakter dan etika siswa.
Pendidikan lebih difokuskan pada transfer pengetahuan akademis daripada
pada pembentukan kepribadian dan moral.
Dalam mengajar juga masih menggunakan berbagai pendekatan
dan metode pengajaran yang hanya sesuai konteks dan kurikulum yang sudah ada.
Selain itu kegiatan pembelajaran yang saya lakukan masih didasarkan pada
tradisi pendidikan yang sudah ada, seperti :
- Pendekatan
Tradisional: Yaitu mengajar dengan metode tradisional yang terpusat
pada guru. Ini mungkin melibatkan penjelasan dan ceramah guru kepada siswa, dengan sedikit interaksi siswa dalam proses pembelajaran.
- Metode
Repetisi: Menggunakan metode pengajaran yang melibatkan pengulangan
materi secara berulang-ulang untuk memastikan siswa memahaminya.
- Pendekatan
Kurikulum Resmi: Mengikuti kurikulum resmi yang ditentukan oleh
pemerintah atau lembaga pendidikan. Mereka mengajar berdasarkan buku teks
dan materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum tersebut.
- Metode
Belajar Hafalan: Beberapa metode pengajaran dapat didasarkan pada
hafalan, di mana siswa diminta untuk menghafal fakta, rumus, atau
informasi tertentu.
- Pendekatan Berbasis Kelas: Pengajaran biasanya dilakukan dalam konteks kelas, dengan guru sebagai otoritas utama dalam kelas.
Pendekatan-pendekatan ini mungkin efektif dalam beberapa situasi, tetapi mereka mungkin kurang memperhatikan konsep-konsep filosofi pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara, seperti keadilan, kebebasan, dan kesetaraan dalam pendidikan.
PEMIKIRAN DAN KOSEP PENDIDIKAN MENURUT KIHADJAR DEWANTARA
Menurut Ki
Hadjar Dewantara peserta didik ibarat papan tulis yang kosong yang siap untuk
diisi dengan pengetahuan, nilai, dan pengalaman. Ini menggambarkan bahwa setiap
individu memiliki potensi yang belum terwujud dan bahwa pendidikan adalah
proses untuk mengisi "papan tulis" tersebut dengan pengetahuan dan
nilai-nilai yang positif.
Konsep
pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan pendidikan yang holistik,
dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang berkembang
secara utuh meliputi olah rasio, olah rasa, olah jiwa dan olah raga melalui
proses pembelajaran dan lainnya yang berpusat pada murid dan dilaksanakan
dalam suasana penuh keterbukaan, kebebasan, serta menyenangkan.
PEMAHAMAN
SAYA TENTANG PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTORO
1.
Pembelajaran berpusat pada siswa.
2.
Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, efektif, dan inklusif.
3. Pembentukan
karakter yang lebih kuat.
4. Meningkatkan
potensi dan minat mereka, sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
Dengan merubah sistem pembelajaran yang selama ini saya lakukan harapanya akan terwujud tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya.
HAL-HAL YANG
AKAN SEGERA SAYA LAKUKAN ADALAH :
- Refleksi Pribadi : merefleksi
semua kegiatan pembelajaran yang sudah saya laksanakan sehingga dapat
mengidentifikasi kekurangan dan kelemahannya.
- Penyelarasan dengan Praktik
Pembelajaran : Saya akan mengevaluasi metode pembelajaran yang saya
gunakan, mengintegrasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Ki Hadjar
Dewantara ke dalam rencana pembelajaran saya.
- Diskusi dan Sharing :
Melakukan diskusi pemikiran dan konsep dengan rekan-rekan saya.
- Menerapkan Trilogi Ki Hadjar
Dewantara: Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani dalam segala aspek kehidupan di lingkungan sekolah ataupun lingkungan
masyarakat.
Sekian, terima kasih
Wassalamu’alaikum wr. wb.
0 Komentar