Eksplorasi Candi, Siswa Kelas 4 SDN Sewukan 1 Belajar tentang Sejarah dan Warisan Budaya


Sewukan - Dukun, Siswa-siswi kelas empat SDN Sewukan 1 kecamatan dukun kabupaten Magelang, mengadakan kegiatan observasi dan mencari informasi tentang peninggalan sejarah di lingkungan sekitar untuk mendalami materi IPAS Bab Cerita tentang Budaya Daerahku. Pada hari Kamis, 6 Januari 2025. 


Mereka didampingi wali kelas, Ibu Rina Susanti, S.Pd, melakukan perjalanan menuju tiga tempat peninggalan sejarah yang berada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, yaitu Candi Lumbung, Candi Aso, dan Candi Pendem.


Perjalanan dimulai dengan berjalan kaki menuju lokasi yang tidak jauh dari sekolah mereka. Sesampainya di lokasi, siswa-siswi sangat antusias dalam melakukan observasi dan mencari tahu lebih lanjut tentang sejarah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.



Bapak Nur, petugas pengelola dan penjaga keamanan di Candi Lumbung dan Candi Aso, dengan sabar menjelaskan kepada para siswa mengenai sejarah candi-candi tersebut. "Candi Lumbung dibangun pada abad ke-9 Masehi, sebagai tempat pemujaan dan ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nama Lumbung sendiri berarti tempat penyimpanan padi, mencerminkan kedekatannya dengan kehidupan agraris masyarakat setempat," jelas Bapak Nur.


Ketiga candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno dan bercorak agama Hindu. Ketiganya memiliki keterkaitan erat dengan aktivitas pertanian masyarakat setempat pada masa lalu.(Mengenal Budaya Daerah)


Perbedaan Antar Candi


1. Candi Pendem: Candi ini disebut "pendem" karena saat ditemukan, candi ini terpendam di dalam tanah. Candi ini memiliki struktur yang paling sederhana dibandingkan dua candi lainnya. Masyarakat setempat menganggap Candi Pendem sebagai simbol kesuburan tanah dan sering digunakan untuk ritual sebelum memulai masa tanam padi.


2. Candi Aso: Nama "Aso" berasal dari kata "ngaso" yang berarti istirahat. Candi ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan bagi para petani setelah bekerja di ladang. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa candi ini mungkin digunakan sebagai tempat pemujaan Dewi Sri, dewi padi dan kesuburan dalam mitologi Hindu.


3. Candi Lumbung: Candi Lumbung memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan dua candi lainnya. Candi ini dipercaya sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau tempat dilakukannya ritual syukuran setelah panen. Candi ini juga dikaitkan dengan mitologi kesuburan dan kemakmuran.

Ibu Rina Susanti, S.Pd, wali kelas 4, berharap kegiatan ini dapat membangkitkan rasa cinta dan kepedulian siswa terhadap warisan budaya di lingkungan sekitar mereka.


"Anak-anak sangat antusias mengikuti materi pembelajaran yang kami kemas dengan mengamati secara langsung beberapa candi di lingkungan sekitar, tujuannya agar mereka bisa mengenal secara langsung dan lebih mencintai warisan budaya di lingkungan sekitar,."Jelas ibu Rina.


Salah satu perwakilan dari siswa kelas 4, Nadira, mengungkapkan kegembiraannya. "Kegiatan ini sangat menyenangkan, karena kami jadi tahu banyak tentang sejarah candi-candi yang ada di sekitar kami," katanya. 


Walaupun ketiga candi di kompleks Candi Sengi ini memiliki fungsi dan makna yang berbeda, namun semuanya terkait erat dengan kehidupan masyarakat agraris pada masa lalu. Candi-candi ini merupakan bukti sejarah dan budaya yang penting untuk dilestarikan. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang ada di lingkungan sekitar.



Posting Komentar

0 Komentar