KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3

 


Pada pembelajaran modul 1.3 membahas tentang bagaimana caranya merancang visi untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada pesertadidik.

Sebagai calon  guru pengerak saya merumuskan visi “Mewujudkan Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Berpikir kritis, Mandiri, Kolaboratif dan Cakap Berteknologi

 

Berakhlak Mulia : Peserta didik yang mempunyai perilaku yang baik sesuai dengan ajaran agamanya.

Berpikir kritis : kemampuan seseorang dalam menganalisis permasalahan serta ide atau gagasan, ke arah yang lebih spesifik untuk mencari solusi sesuai nalar dan pengetahuan yang dimiliki.

Mandiri : Kemampuan peserta didik untuk mengatur diri sendiri dalam proses belajar mereka. Mereka dapat mengambil inisiatif dalam mengelola waktu, belajar dengan sendirinya, mengatasi tantangan, dan mencapai tujuan pembelajaran mereka tanpa terlalu banyak bantuan dari orang lain.

Kolaboratif : Peserta didik yang memiliki kemampuan dan keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara efektif dalam berbagai konteks, termasuk dalam lingkungan pembelajaran.

Cakap Teknologi : Peserta didik yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi, mampu menggunakan berbagai alat dan platform teknologi dengan efektif, serta memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi yang terus menerus.

Agar visi dapat terwujud dan terjadi proses perubahan perlu adanya sebuah manajemen pendekatan. Manajemen yang bisa dipakai adalah dengan paradigma Pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA). IA adalah salah satu cara untuk mewujudkan VISI secara kolaboratif. Konsep IA pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan (positif). Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Pendekatan ini dimulai dengan mengidentifkasi hal baik yang sudah ada di sekolah. mencari cara bagaimana hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah lebih baik. Manajemen perubahan yang bisa diterapkan adalah inkuiri apresiatif yang dilakukan dengan langkah-langkah atau tahapan-tahapan. Adapun, tahapan yang digunakan adalah tahapan BAGJA. Tahapan BAGJA terdiri dari:  (B) Buat Pertanyaan, (A) Ambil pelajaran, (G) Gali mimpi, (J) Jabarkan rencana, dan (A) Atur Eksekusi.

Langkah awal untuk mewujudkan visi tersebut adalah saya berkolaborasi dengan rekan-rekan mencetuskan sebuah prakarsa perubahan, yaitu " Meningkatkan kemandirian siswa dalam memperoleh pengetahuan ". Prakarsa ini diambil karena sesuai dengan visi dan juga sesuai kodrat alam dan kodrat zaman siswa. Prakarsa perubahan ini kemudian diuraikan melalui tahapan BAGJA. Kekuatan dalam tahapan BAGJA terdapat proses penggalian jawaban pertanyaan yang didasari oleh rasa ingin tahu, kebaikan, dan kebersamaan.  Tahapan BAGJA dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid, kemudian diturunkan menjadi tujuan-tujuan rinci berupa prakarsa perubahan yang muncul dari keresahan. Setelah itu disusun menjadi pertanyaan-pertanyaan dan rencana-tindakan yang perlu dilakukan, lalu merealisasikan hingga mendapatkan suatu temuan (data, cerita, fakta).  Temuan ini yang menjadi dasar untuk menelaah kembali rancangan pertanyaan dan tindakan yang telah dibuat.

Visi dan prakarsa perubahan yang telah dibuat semua bermuara pada satu tujuan yaitu terwujudnya pembelajaran yang berpihak pada murid dan terwujudnya Profil Pelajar Pancasila yang memiliki 6 karakter, yaitu beriman bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, berkebinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Semoga kita semua dengan dukungan semua pihak dapat mewujudkan generasi unggul di masa mendatang, generasi emas pada 2045 yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.

 

Hubungan dengan modul 1.1 dan 1.2

Jika dihubungkan dengan Modul 1.1 tentang konsep dan nilai-nilai dari pemikiran Ki Hajar Dewantara apa yang saya sampaikan ini sangat relevan. Alasannya karena, orientasi dari pelaksanaan tujuan dari visi tersebut memberikan arahan dalam rangka  menuntun beberapa kodrat yang ada  pada peserta didik, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang  setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dalam bentuk pencapaian soft skill siswa meliputi kemampuan berpikir kritis, mandiri dan perasaan senang atau bahagia ketika belajar. Oleh  sebab itu, sebagai guru saya hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat  yang ada pada peserta didik, agar mereka dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Peran saya sebagai guru dalam menuntun para peserta didik dengan memberikan tuntunan berdasarkan pada minat dan bakat mereka. Saya menyadari setiap peserta didik memiliki latar belakang, minat dan bakat yang berbeda-beda berdasarkan pada kodrat yang mereka miliki. Oleh sebab itu saya sebagai guru harus bisa menggali potensi, sisi-sisi positif dan menguatkan yang mereka miliki. Hal ini sangat penting, karena bisa menjadi modal dasar (utama) dalam menuntun laku mereka dalam belajar. 

Dengan mengenal minat dan bakat mereka, saya bisa menemukan keragaman yang bisa dijadikan sebagai kekuatan dalam melakukan pembelajaran melalui kegiatan kolaborasi dari keragaman murid yang ada untuk tujuan pendidikan yang positif. Hal ini bagian dari upaya mewujudkan inkuiri apresiatif sebagai upaya menggali hal-hal positif yang ada pada peserta didik yang pada akhirnya bisa digunakan untuk menguatkan proses kolaborasi dalam pembelajaran.

Modul 1.2 memberikan nilai dan peran bagi saya selaku calon guru penggerak dalam upaya memanusiakan manusia. Indikator visi yang saya sampaikan dapat dilaksanakan dengan pendekatan inkuiri apresiatif. Pada posisi ini  saya diberi kepercayaan untuk menuntun dan mengarahkan peserta didik dengan menggali keberagaman potensi, sisi positif yang mereka miliki. Seluruh indikator target visi mencerminkan pada keberpihakan kepada peserta didik, yaitu dalam mewujudkan akhlak mulia, berpikir kritis, mandirian, kolaboratif dan cakap teknologi peseta didik. Dalam praktik pembelajaran membutuhkan kolaborasi  dan kemampuan refleksi. Nilai-nilai yang tumbuh dan dikembangkan pada peserta didik sesuai dengan nilai yang dilakukan oleh guru penggerak.

Beberapa hal yang dapat saya lakukan dalam mewujudkan Nilai-nilai dan visi diatas adalah :

a.Menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. Pembelajaran yang saya lakukan dikembangkan berdasarkan pada strategi inkuiri apresiatif dalam mengelola perubahan ke arah yang positif. Saya bisa membuat lingkungan sekolah (kelas) yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap menantang, dan relevan untuk para murid

b.Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat (guru lain) dalam posisi sebagai coach sekaligus partner (rekan kerja) yang saling mendukung dalam upaya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Pembiasaan melakukan kegiatan evaluasi dan  refleksi terhadap proses yang sudah dilaksanakan menjadi bagian utama dari kegiatan kolaboratif ini.

c.Meningkatkan komunikasi dengan stakeholder di sekolah saya dengan tujuan program-program sekolah dapat terlaksana dengan baik.

d. Meningkatkan pengetahuan saya dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan diklat, pelatihan, workshop.

e. Melakukan kunjungan ke sekolahan lain (studi komperatif) untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang akan digunakan sebagai pertimbangan sekolah agar menjadi lebih baik.

 

Demikian materi koneksi materi pada modul 1.3  ini saya sampaikan, semoga visi yang saya sampaikan bisa bermanfaat bagi peserta didik, menjadikan pembelajaran mereka menyenangkan sehingga bisa mengembangkan pemikiran yang kritis, kemandirian, sekaligus membantu saya dalam mewujudkan peran saya sebagai guru penggerak.



Posting Komentar

0 Komentar