Assalamualaikum wr.wb
Salam dan bahagia ibu dan bapak guru....
Perkenalkan saya Septina Risqi Wulandari Calon Guru Penggerak Angkatan 11 dari Kabupaten Magelang.
Pada kesempatan ini, saya akan menuliskan kesimpulan pembelajaran yang terangkum dalam koneksi antar materi dari keseluruhan materi mulai dari modul 1.1 sampai dengan modul 31. tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebaikan Sebagai Pemimpin dengan menggunkan pertanyaan pemanti berikut ini :
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Filosofi Ki Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin karena menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan serta potensi dari setiap individu. Sementara Pratap Triloka menekankan keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai universal dan tanggungjawab sebagai seorang pemimpin yang harus mempertimbangkan kebutuhan individu serta nilai-niali yang lebih luas. Dan memastikan bahwa keputusan yang diambil adil, bijaksana dan bermanfaat bagi seluruh pihak terkait.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Nilai-nilai yang kita anut akan mempengaruhi keputusan yang kita ambil.Dan sebagai seorang pemimpin kita haru memiliki nilai-nilai kebikan tersebut. diantaranya adalah tanggungjawab, jujur, adil, inegritas, kasih sayang, rajin , komitem, percaya diri , kesabaran yang senantiasa melekat pada diri kita. nilai-niali tersebut akan membawa pengaruh dalam pengambilan keputusan.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Materi pada pengambilan keputusan akan memberikan kita scafollding atau alat bantu sebagai kerangka kerja sebagai analisis dan evaluasi. Sedangkan coaching membantu dengan memebrikan umpan balik dan perspektif tambahan. Coaching dapat mengidentifikasi efektivitas keputusan dan membantu mengatasi pertanyaan atau kekhawatiran yang mungkin tidak terlihat di awal.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kompetensi Sosial Emosional (KSE) dapat membantu guru untuk menciptakan murid yang berkarakter, tidak hanya pandai dalam keterampilan akademiknya saja, namun lebih kepada keterampilan sosial dan ketermapial dalam mengelola emosi dalam dirinya. Kegiatan pemeblajaran maupun pembiasaan di kelas dan sekolah diharapkan mampu membantu guru mencerak generasi yang memiliki akhlak yang baik. Pada konteks pengambilan sebuah keputusan kita sebagi guru dapat menerpakan KSE yang mana dapat membantu memahami dan mengelola emosi, mengembangkan hubungan yang positif serta mengambil sebuah keputusan yang bertanggungjawab.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?Pembahasan terhadap berbagai studi kasus yang terjadi baik itu masalah moral dan etika di sekolah akan sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Seorang yang berprofesi sebagai Guru tentunya memiliki professional professional judgement judgement (Pertimbangan Profesional) dalam menganalisis kasus serta efek dari ketuntasan sebuah kasus tersebut terhadap nama baiknya dan nama baik sekolah. Pertimbangan itu sering sekali lahir dari nilai-nilai kebajikan yang selama ini dianut oleh seorang guru tersebut.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang tepat memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan memastikan keadilan, membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung partisipasi serta keterlibatan, keputusan yang bijaksana dan etis dapat secara signifikan mempengaruhi kualitas dan atmosfer lingkungan, baik di tempat kerja, sekolah, maupun dalam komunitas.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tantangan dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika sering kali terkait dengan konflik nilai, tekanan eksternal, keterbatasan informasi, kompleksitas situasi, perbedaan perspektif, dan kepatuhan terhadap regulasi. Empat paradigma dilema etika yang sering berkaitan dengan lingkungan sekolah adalah:
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan yang kita Pengambilan keputusan yang kita ambil dalam menunta ambil dalam menuntaskan permasalahan kasus skan permasalahan kasus di sekolah sangat dipengaruhi sekolah sangat dipengaruhi oleh pengajaran kita oleh pengajaran kita yang memerdekakan murid. yang memerdekakan murid. Jika keputusan yang diambil memberikan efek yang baik, menenteramkan, menertibkan dan menyenangkan semua pihak dan tidak menyakiti perasaan. Maka secara tidak langsung itu adalah cara kita dalam memerdekakan murid-murid kita. Pembelajaran yang tepat dalam mengakomodasi potensi murid yang berbeda-beda dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran mempengaruhi berbagai aspek pengalaman pendidikan murid. Keputusan yang bijaksana dan berorientasi pada kebutuhan murid dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, adil, dan berkualitas tinggi, yang pada gilirannya mempersiapkan murid untuk masa depan yang sukses. Dengan memprioritaskan perkembangan holistik, keterlibatan keluarga, dan perbaikan berkelanjutan, pemimpin pembelajaran dapat memberikan dampak positif yang mendalam pada kehidupan dan masa depan murid-murid mereka.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir yang bisa penulis tarik adalah Modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nil Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai ai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin ini mer Pemimpin ini merupakan modul lanjutan dari modul-m dari modul-modul yang odul yang telah dipelaj telah dipelajari selama ini. ari selama ini. Dalam Modul 1 Dalam Modul 1 kita dibekali kita dibekali secara teori dasar dalam keberpihakan pembelajaran pada murid. Di Modul kedua berisi tentang bekal kita dalam pelaksanaan pembelajaran, sementara modul ketiga ini adalah modul yang membekali kita menjadi seorang pemimpin pembelajaran. Ketiga modul ini saling berkaitan dan menjadi bekal kita dalam mengimplementasikan pembelajaran merdeka demi terwujudnya profil pelajar Pancasila.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sementara itu, bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.
Empat paradigma pengambilan keputusan
- Individu lawan kelompok (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
C. Tiga prinsip pengambilan keputusan
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
D. Sembilan langkah pengambilan keputusan
- Mengenali nilai yang bertentangan
- Menentukan pihak yang terlibat
- Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
- Pengujian benar atau salah
- Pengujian paradigma benar lawan benar
- Melakukan prinsip resolusi
- Investigasi opsi trilema
- Buat keputusan
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Hal-hal di luar dugaan saya adalah dalam mengambil keputusan sebagai guru atau pendidik kita diharuskan untuk memahami lebih dalam tentang masalah atau kasus dari perspektif yang berbeda. Karena dalam dilema etika terdapat nilai-nilai yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan, dan dalam kasus bujukan moral terdapat nilai benar vs salah.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Pernah. Saya dihadapkan pada beberapa kasus Dilema Etika. Dimana ada dua kondisi yang memiliki nilai kebajikan yang sama-sama bersinggungan. Pada saat itu, kami menyelesaikan permasalahan dengan komunikasi intens pada murid yang terlibat dan musyawaran mufakat bersama rekan-rekan tentang pengambilan keputusan. Secara prinsip kebanyakan kami menerapkan prinsip berpikir berbasis Rasa Peduli. Dengan Paradigma Dilema Etika yang beragam. Perbedaannya adalah kami belum sepenuhnya menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan seperti yang dipelajari di modul ini.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampak yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika dan bujukan moral lebih bijaksana dan reflektif, dengan pertimbangan yang mendalam tentang etika, prinsip, dan proses pengambilan keputusan. Adanya peningkatan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan dengan cara yang lebih kritis dan sistematis. Kemudian dalam konteks kepemimpinan atau manajemen, pemahaman ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih adil, bijaksana, efektif dan bertanggung jawab sehingga meminimalisir dampak negatif yang dapat merugikan orang lain akibat keputusan yang sudah saya buat.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Menurut saya modul 3.1 ini sangat penting karena memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang adil, bijaksana, etis, efektif, dan bertanggung jawab baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, topik modul 3.1 ini membantu saya dalam membuat keputusan yang lebih bijaksana dan konsisten dengan nilai-nilai kebajikan universal yang saya yakini. Sebagai pemimpin, topik modul 3.1 ini meningkatkan kemampuan saya untuk memimpin dengan adil dan efektif, serta dapat meciptakan lingkungan kerja yang positif. Keterampilan dan pemahaman yang diperoleh dari modul ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengambilan keputusan tetapi juga memperkuat integritas dan kredibilitas saya sebagai pendidik. Modul ini penting bagi Saya. Sebagai individu saya mungkin akan lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan khususnya yang bersangkutan dengan kehidupan pribadi. Pengambilan keputusan ini juga bisa saya terapkan di dalam pengambilan keputusan dalam keluarga jika mengalami Dilema Etika.
0 Komentar